Penggal Kisah Tentang mu



Tanpa sengaja aku bertemu kamu disini. Namamu bukan hal asing bagiku. Terlalu sering aku mendengar namamu. Dan aku begitu tak ingin mengenal sosok dari pemilik nama itu. Ada rasa takut  yang tak aku mengerti buat aku mengenal dirimu. Ada rasa…mukin tidak suka mendengar namamu. Tapi, sekali lagi, aku ga pernah tau siapa dirimu, bagaimana sosokmu dan apa wujud aslimu.
Namun sang waktu bersekongkol dengan takdir, mempertemukan kamu dengan aku dalam kondisi yang sangat aneh, kalo tidak boleh dibilang kebetulan. Sebagai team kerja. Kamu belum apa-apa waktu itu, kamu belum siapa-siapa saat itu untukku. Padahal kamu duduk pas disebelah aku. Dan aku tak ingin tau tentang kamu. Padahal waktu itu sangat memungkinkan aku mencari tahu siapa kamu sebenarnya.
Dialog yang tercipta, penuh canda dan tawa. Membahas semua kerja dalam kondisi menyenangkan. Tapi aku tidak perduli dengan mu. Bahkan aku tak tau namamu. Padahal namamu itu lah yang sering aku dengar dan membuat aku be-te. Namamu lah yang selama ini paling tak ingin ku kenal wujudnya.
Sebuah acara yang tercipta dari ide dan tangan kreatif team, termasuk kamu. Cuma bermaksud menyapa, tapi itu adalah titik kamu mencuri perhatianku. Seketika ada rasa ingin sekali terus berdekatan. Cuma ingin menemanin mu buat preparing, menumbuhkan rasa ingin berbicara denganmu. Acuh dan santaimu, sempat membuat aku sebel. Tapi perduli mu dengan kerjaku, mencuri simpatiku. Dengan maksud iseng aku mencuri 1,2,3 pose-mu. Tanpa bermaksud untuk sesuatu yang menggetarkan.
Dan aku tidak mengerti, ketika ada getar menyelinap saat aku membuka file dan menemui pose-pose mu. Ada hasrat yang tiba-tiba ingin memiliki sendiri pose-posemu itu. Dan tanpa sadar, aku terpaku menatap mu, menatap dirimu dalam 2 dimensi yang aku ciptakan. Menikmati getar yang muncul begitu saja. Dan aku masih belum menyadari rasa ini, hingga seseorang menyebutkan namamu dan jiwa berteriak nyaring membahasakan rasa suka.
Aku terkaget dengan rasa ini. Aku tidak mengerti, kapan rasa ini mulai ada. Tapi aku malah takut bertemu denganmu, aku takut berharap bertemu denganmu. Akh tak akan ada lagi pertemuan diantara kamu dan aku, begitu pikirku. Tak ada kontak real yang memungkinkan kita buat bertemu lagi. Dan tidak ada urusan untuk itu. Dan aku kubur dirimu dalam canda, tawa dan kerja dengan teman-temanku. Dan kau memang tak pernah ada diantara kami. Tapi ada saja alasan mereka yang disekelilingku untuk menyebutkan namamu. Mereka ga pernah tau begitu dahsyat gelombang rasa melandaku hanya mendengar namamu tersebut. Bahkan aku yakin kamu sendiri pun tak pernah tau, dan bahkan tak memiliki rasa yang sama dengan ku.
Namun, kamu tau, setiap namamu ku dengar disebut, rasa ini ingin sekali menemui, jiwa ini bergetar tak menentu, jantung ku berdegub aneh membuat rasa sesak didada. Mukinkah aku jatuh cinta pada orang yang awalnya sama sekali ga ingin aku temui, ga ingin aku kenal, ga ingin aku sapa? Aku menggunakan  pikiran realistis dan logikaku untuk mendustai dan mengenyakhkan, tapi tetap saja tak mampu membuat rasa ini hilang.
Tiba-tiba aku kehilangan file pose-pose kamu. Aku sempat bingung dan sedih. Karena Cuma dengan media itulah aku mampu memandangmu dan memuaskan rasa memiliki. Aku sempat bingung. Dan ternyata tekhnologi mampu mengahadirkan kembali foto-fotomu. Aku lega dan senang. Seperti orang yang khawatir kehilangan lagi, aku jadi begitu sering menatap foto dirimu. Dan menyatakan rasa ini dan bertanya, kenapa aku merasakan rasa ini padamu. Seharusnya ini tidak boleh ada. Akh cinta…..cinta?  aku jatuh cinta? Jatuh cinta padamu? Ya Tuhan…..
Pertemuan berikutnya sekali lagi kebetulan yang sama sekali tak terbayangkan. Aku tak pernah tau kamu pun sering berada ditempat yang sama ditempat aku dan teman-temanku duduk melepas jenuh seharian. Perbedaan waktu, membuat kita tak pernah bertemu sebelumnya. Dan tanpa aku sangka sama sekali, saat itu menjadi begitu manisnya, ga sekedar ketemu dan berbicara, aku juga bisa memandang mu dengan begitu dekat dan lekat. Dan ini beralang lagi beberapa hari kemudian. Dengan suasana yang jauh lebih akrab dan manis. Seketika aku merasa kau mempuyai rasa yang sama dengan ku. Namun aku tak menutup mata dengan fatamorgana yang sedang memainkan siluet indah dipelupuk mata dan benakku.
Sebegitu rasa suka ini padamu, sebegitu juga aku mulai mengukur diriku. Dan mendapati betapa tak berartinya diriku. Betapa banyaknya kekurangan pada diriku yang melahirkan kata “wajar” bila kau tak memiliki rasa yang sama denganku. Dan betapa aku sadar wanita-wanita disekelilingmu yang jauh lebih baik dan menarik dari aku, sehingga “pantes” kau tak pernah perhitungkan diriku….akh…..
Tuhan….aku tak lagi tau ada dibumi sebelah mana kaki ku berpijak saat kurasakan genggam tangan mu di jemariku. Dan tatap matamu yang tersenyum begitu manisnya. Logika akal ku pun tak lagi bekerja sempurna. Aku yang selalu menganalisa setiap kata dan gerak tubuh seseorang, saat bersamamu semua itu tak lagi berlaku. Aku hanya bisa menikmati setiap detik yang berlalu saat bersama mu. Ada rasa akhwatir detik itu tak kan lagi pernah terulang. Dan memang sang detik tak akan pernah kembali. Tapi suasana dan kebersamaan itu….how knows? Tuhan punya 1001 cara buat membahagiakan umatnya.
Mukin ini lah cinta sebenarnya. Karena, segitu aku menginginkan mu, segitu juga aku ga berani bertanya banyak tentang kamu dan masa lalumu. Tak berani aku menanyakan rasa  yang kau miliki untuk ku. Tak berani menuntut sebuah kepastian hubungan atau yang lainnya. Aku pikir, biar lah seperti ini saja. Ini udah cukup indah bagiku. Ini lebih baik, karena aku bisa merasakan hadir dan manisnya dirimu dengan cara seperti ini. Dan biar lah aku menikmati cinta dengan cara ini dan merasakan hadirmu dengan cara seperti ini.
Aku tak tau kemana arah langkah ini mengarah. Namun aku pun tak ingin ini berakhir begitu saja. Biar lah kau tetap menjadi mutiara hatiku.

Amanda Nasution
Batas Kota, 14 April 2011

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOMETHING IN BETWEEN

Selembar Itu Berarti (film)

FILM - THE GIFT 2018