Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2011

GELISAH MALAM

Aku menapak jalan Bertabur merahnya kelopak mawar Genit kerling bintang Langkah ku bertabur aroma Mawar merah menghias hati Gaun malam ku terasa lembut Langkah gemulaiku mengundangmu Kemarilah kekasih Jangan biarkan malam gelisah Menunggu seribu cinta kita Bertebar bersama hembusan nafas Ayolah cintaku Aku menunggumu diranjang cinta Menanti rangkuh mesramu Menanti kulum bibirmu yang rakus Hingga desahku meninggi Mari kita isi gelisah mala mini Batas kota, 7 mei 2011 Amanda Nasution

S E R U N I

Seruni menari dibibir pantai Bibirnya merapal sepenggal syair Sebentar terdengar halus Sebentar terasa menyentak Matanya redup dan garang Hatinya terbakar amarah Yang memerah padamkan jasad gaunnya Seruni bernyanyi riang Tangannya mengepal kursi empuk Dan kakinya di atas ambal Persia Bicara lantang tentang indahnya dunia Nikmatnya coklat panas dicangkir emas Seruni bergerak gemulai Jari lentiknya melenting kemilau Cahayanya menyambar mata buta Membuat tanda pada selembar kertas Dan rupiah pun menghampiri Tak berkutik sang rajawali Terhujani lembar merah berharga Diatas air mata pemilik tanah Seruni tertawa renyah Hingga peyek pun kalah renyah Mengerti belenggu akan mampu ditepis Hujan hujad hanya pujian terselubung Karena jari lentiknya telah berbicara Tak ada daya menghalau Bias indah jemari lentik seruni Memukau mat dan hati Pasrah dan tersenyumlah Hingga seruni benar terlepas Amanda Nasution Banjarbaru, 28 April 2011