TIRANI
Rembulan megah bertahta Langit biru singgasana Terasa abadi dibalik sebuah kuasa Menari dalam balutan dusta Menyanyi syair indah menyesakan Gerombolan ular menjilat Gerombolan ular meliuk Melilitkan tubuh dan taring Hingga batang pohon pun rebah Hisapan darah menguras isi bumi Dan pertiwi pun berurai air mata Terlalu….. Indah pulau dan angkasa Anugerah Ilahi Berkalung nestapa ditangannya kini Wajah seram,serakah dan angkara Tak perduli dengan wajah sendu dan lugu Tak perdaya melawan tirani Menyedihkan….. Dan alam pun memperlihatkan murkanya Menggelora dan menakutkan “cobaan,kita harus lebih tawakal dan sabar” Begitu kilah sang bulan angkuh Lupa ini adalah peringatan baginya Darah dan air mata terus berurai Tanah jadi basah meranggas Tak lagi terbendung mereka yang terus tersisih Seharusnya…. Mereka bisa duduk dengan sepiring nasi dan lauk Mereka bisa menyandang seragam dan sekolah Mereka tak takut sakit karena mahal Tart kekuasaan dibagi rata Penjilat dan pengerat berpesta Diata...