TIRANI
Rembulan megah bertahta
Langit biru singgasana
Terasa abadi dibalik sebuah kuasa
Menari dalam balutan dusta
Menyanyi syair indah menyesakan
Gerombolan ular menjilat
Gerombolan ular meliuk
Melilitkan tubuh dan taring
Hingga batang pohon pun rebah
Hisapan darah menguras isi bumi
Dan pertiwi pun berurai air mata
Terlalu…..
Indah pulau dan angkasa
Anugerah Ilahi
Berkalung nestapa ditangannya kini
Wajah seram,serakah dan angkara
Tak perduli dengan wajah sendu dan lugu
Tak perdaya melawan tirani
Menyedihkan…..
Dan alam pun memperlihatkan murkanya
Menggelora dan menakutkan
“cobaan,kita harus lebih tawakal dan sabar”
Begitu kilah sang bulan angkuh
Lupa ini adalah peringatan baginya
Darah dan air mata terus berurai
Tanah jadi basah meranggas
Tak lagi terbendung mereka yang terus tersisih
Seharusnya….
Mereka bisa duduk dengan sepiring nasi dan lauk
Mereka bisa menyandang seragam dan sekolah
Mereka tak takut sakit karena mahal
Tart kekuasaan dibagi rata
Penjilat dan pengerat berpesta
Diatas air mata jelata melata
Dan mereka menari erotis
Terlalu…..
Solo,26 juli 2011
Amanda nasution
Komentar